Sarajevo, ibu kota Bosnia dan Herzegovina, memikat dengan perpaduan sejarah panjang dan budaya multietnis. Temukan warisan Ottoman, Austro-Hungaria, dan keajaiban arsitektur yang menjadikan Sarajevo simbol toleransi dan ketahanan.
Terletak di lembah Sungai Miljacka dan dikelilingi oleh Pegunungan Dinarik, Sarajevo adalah ibu kota Bosnia dan Herzegovina yang dikenal sebagai salah satu kota paling bersejarah dan multikultural di Eropa. Dengan warisan budaya yang kaya, sejarah yang kompleks, dan suasana yang hangat, Sarajevo memadukan pengaruh Ottoman, Austro-Hungaria, Islam, Katolik, Ortodoks, dan Yahudi dalam harmoni yang jarang ditemui di tempat lain.
Sarajevo dijuluki sebagai “Yerusalem Eropa” karena keragaman agama dan budaya yang hidup berdampingan dalam satu kota. Di jantung kota tua, atau Baščaršija, pengunjung dapat menemukan masjid, gereja Katolik, sinagoga, dan gereja Ortodoks hanya dalam radius beberapa ratus meter. Kawasan ini merupakan pusat perdagangan sejak abad ke-15 pada masa kekuasaan Ottoman, dan hingga kini mempertahankan atmosfer oriental melalui bazar, kedai kopi Turki, dan bangunan khas era tersebut.
Salah satu landmark paling terkenal adalah Masjid Gazi Husrev-beg, yang merupakan masjid terbesar dan paling bersejarah di negara ini. Dibangun pada abad ke-16, masjid ini bukan hanya pusat spiritual, tetapi juga simbol penting toleransi dan pendidikan di wilayah Balkan. Tidak jauh dari sana, pengunjung dapat menjelajahi Katedral Hati Kudus yang berdiri megah dan Sinagoga Sarajevo, salah satu sinagoga tertua di Eropa Tenggara.
Sarajevo juga dikenal sebagai saksi peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah dunia, salah satunya adalah pembunuhan Archduke Franz Ferdinand pada tahun 1914, yang memicu Perang Dunia I. Lokasi bersejarah ini berada di dekat Latin Bridge, sebuah jembatan tua yang melintasi Sungai Miljacka dan menjadi titik penting dalam sejarah Eropa modern. Museum Sarajevo 1878–1918 di seberang jembatan memberikan penjelasan mendalam mengenai peristiwa tersebut dan konteks geopolitik saat itu.
Namun, Sarajevo bukan hanya tentang sejarah masa lalu yang jauh. Kota ini juga menyimpan luka dari konflik yang lebih baru, yakni Perang Bosnia (1992–1995) yang meninggalkan jejak mendalam dalam arsitektur, seni, dan jiwa masyarakatnya. Banyak bangunan yang masih menunjukkan bekas peluru dan granat, serta “Sarajevo Roses”—bekas ledakan yang diisi dengan resin merah untuk mengenang korban sipil. Museum Perang dan Genosida serta Galeri 11/07/95 memberikan narasi emosional dan penting mengenai konflik, genosida, dan ketahanan manusia.
Meskipun pernah dilanda perang, Sarajevo hari ini telah bangkit sebagai kota penuh semangat dan kreativitas. Festival Sarajevo Film Festival, yang lahir di tengah perang, kini menjadi acara film terbesar di kawasan Balkan dan simbol kebangkitan budaya. Kota ini juga dikenal karena musisi jalanan, galeri seni alternatif, dan komunitas kreatif yang tumbuh pesat di berbagai sudut kota.
Dari segi kuliner, Sarajevo menyuguhkan perpaduan rasa yang mencerminkan keanekaragaman budayanya. Hidangan seperti ćevapi (daging panggang kecil yang disajikan dengan roti somun), burek (pastry isi daging atau keju), dan baklava khas Turki tersedia di banyak restoran lokal. Kafe-kafe kecil yang menyajikan kopi Bosnia dalam cangkir logam kuningan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman bersantai di kota ini.
Berjalan-jalan di Sarajevo adalah seperti menyusuri lapisan-lapisan sejarah dan kehidupan sehari-hari yang hidup berdampingan. Anda bisa menemukan reruntuhan Austro-Hungaria berdampingan dengan bangunan brutalist era Yugoslavia, serta jalan-jalan kecil berbatu yang mengarah ke gang modern penuh mural dan seni jalanan.
Dengan segala kompleksitas dan keindahannya, Sarajevo bukan hanya kota yang menarik untuk dikunjungi, tetapi juga untuk direnungi. Kota ini mengajarkan tentang perdamaian, keberagaman, dan kekuatan untuk bangkit. Bagi siapa pun yang mencari pengalaman wisata yang autentik, emosional, dan penuh makna, Sarajevo adalah tempat yang tak tergantikan.